22.4.09

KULIAH 2 KOMUNIKASI - MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Model dapat dikatakan sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak, yang erfungsi untuk menerangkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan beragam aspek dari suatu proses.

Menurut Littlejohn, teori adalah penjelasan sedangkan model adalah representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Model komunikasi dapat digunakan untuk melihat unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi tanpa menjelaskan hubungan / interaksi unsur-unsur dari model tsb. Penjelasan mengenai hubungan unsur-unsur tsb dikemukakan dalam rumusan teori.

1. MODEL KOMUNIKASI INTRAPRIBADI BARNLUND
Komunikasi intrapribadi merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui system syaraf yang ada di dalam otak kita, yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh pancaindra. Proses berpikir adalah bagian dari proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu. Prilaku nonverbal sender berpengaruh positif, negative, atau netral bagi receiver.

2. MODEL KOMUNIKASI ANTARPRIBADI BARNLUND
Model komunikasi ini merupakan kelanjutan dari model komunikasi intrapribadi. Unsur tambahan di dalam proses komunikasi adalah pesan dan isyarat prilaku verbal. Pola dan bentuk komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atai lebih sangat dipengaruhi oleh hasil komunikasi intrapribadi masing-masing individu.

3. MODEL STIMULUS RESPONS (S-R)
Model Stimulus Response adalah model komunikasi yang paling mendasar dan sederhana. Prilaku individu timbul karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.

4. MODEL LASSWELL
Model komunikasi Lasswell menjelaskan 5 unsur yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, yaitu:
- sender
- message
- channel/media
- receiver
- effect

KULIAH 1 KOMUNIKASI - DEFINISI & KONSEP TEORI KOMUNIKASI

PEMAHAMAN TEORI KOMUNIKASI
Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan social yang bersifat multidisipliner. Disebut multidisipliner karena pendekatan-pendekatan yang digunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainnya seperti sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dsb. Sifat multidisipliner ini juga terlihat dari objek pengamatan dalam ilmu komunikasi yang sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek social, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia.

Menurut Littlejohn, dalam bukunya “Theories of Human Communication”, secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 aliran pendekatan, yaitu pendekatan “scientific” (ilmiah-empiris); “humanistic” (humaniora-interpretatif).

Pendekatan scientific berlaku dalam ilmu-ilmu eksakta yang menekankan objektifitas dengan prinsip observasi dan konsistensi. Sedangkan pendekatan humanistic berhubungan dengan ilmu-ilmu social dan budaya yang menekan subjektifitas dengan prinsip partisipasi observasi & interpretasi. Pendekatan humanistic digunakan untuk mengkaji persoalan-persoalan yang menyangkut system nilai, seni, kebudayaan, sejarah, serta pengalaman pribadi manusia.

Gabungan dari kedua pendekatan tersebut melahirkan pendekatan ilmu pengetahuan social (social sciences), karena yang menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan social adalah kehidupan manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan ilmu pengetahuan social (social science approach) ini kemudian secara umum terbagi lagi dalam 2 bidang, yaitu ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science) dan ilmu pengetahuan social (social science). Behavioral science mengkaji tingkah laku manusia sebagai individu, sedangkan social science mengkaji interaksi antar manusia.

BIdang kajian ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan social, pada dasarnya difokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam menciptakan, mempertukarkan, dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu.

KOMPONEN KONSEPTUAL TEORI KOMUNIKASI
1.SIMBOL
Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954)
2. PENGERTIAN / PEMAHAMAN
Komunikasi adalah suatu proses memahami & dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis & secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Anderson, 1959)
3. INTERAKSI/HUBUNGAN/PROSES SOSIAL
Interaksi merupakan perwujudan komunikasi (Mead, 1963)
4. PENGURANGAN RASA KETIDAKPASTIAN
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Burnlund, 1964)
5. PROSES
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dsb, melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka, dsb (Berelson & Steiner, 1964)
6. KEBERSAMAAN
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli) menjadi dimiliki dua orang atau lebih (Gode, 1959).

FUNGSI KOMUNIKASI DALAM DIMENSI KONSEPTUAL
1. KOMUNIKASI SOSIAL
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social mengindikasikan bahwa komunikasi penting dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam hubungan atau interaksinya dengan individu-individu lain. Dengan berkomunikasi, individu dapat memiliki panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang dihadapi. Komunikasi juga dapat memungkinkan individu untuk mempelajari & menerapkan strategi-strategi untuk mengatasi situasi problematic yang dihadapi.

2. KOMUNIKASI EKSPRESIF
Komunikasi ekspresif menyampaikan pesan atau emosi secara nonverbal. Misalnya, seorang ibu menunjukkan kasih sayang terhadap anaknya dengan membelai kepala anaknya. Seseorang dapat menyalurkan kemarahannya dengan berkacak pinggang, mengepalkan tangan, atau memelototkan matanya.
Di samping itu, emosi juga dapat tersalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, lukisan, atau tarian.

3. KOMUNIKASI RITUAL
Komunikasi ritual termanifestasi dalam bentuk upacara-upacara adat atau aktifitas-aktifitas ritual dan spiritual. Misalnya, upacara kelahiran, khitanan, ulang tahun, pertunangan, ibadah, berdoa, membaca kitab suci, perayaan hari besar keagamaan, dsb.

4. KOMUNIKASI INSTRUMENTAL
Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan; mengajar; mendorong; mengubah sikap dan keyakinan; mengubah prilaku dan menggerakkan tindakan; serta menghibur

3 KERANGKA PEMAHAMAN KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI SEBAGAI TINDAKAN 1 ARAH
2. KOMUNIKASI SEBAGAI INTERAKSI
3. KOMUNIKASI SEBAGAI TRANSAKSI

19.4.09

KULIAH 1 ETHIC - PEMAHAMAN ETIKA & ESTETIKA

Mempelajari filsafat & etika sangat berguna untuk memahami bagaimana manusia berpikir & bertindak. Pemikiran & tindakan manusia sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh aliran filsafat yg dianutnya serta etika yang dipahaminya.

Ragam definisi filsafat:
1. Plato: filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencari kebenaran yg asli.
2. Aristoteles: filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, & estetika.
3. Imanuel Kant: filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi 4 persoalan, yaitu:
Apakah yang dapat kita ketahui?.......... Pertanyaan ini dijawab oleh metafisika.
Apakah yang boleh kita kerjakan?........... Pertanyaan ini dijawab oleh etika.
Sampai dimanakah pengharapan kita?......... Pertanyaan ini dijawab oleh agama.
Apakah manusia itu?............. Pertanyaan ini dijawab oleh antropologi.

Pengertian etika
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos, yg berarti adapt istiadat (kebiasaan), perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan, cara berpikir.
Dalam kajian filsafat, etika merupakan bagian dari filsafat yang mencakup metafisika, kosmologi, psikologi, logika, hokum, sosiologi, ilmu sejarah, dan estetika.

Etika mempelajari asas2 tingkah laku, yaitu:
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, tentang hak-hak & kewajiban.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan tingkah laku manusia.
3. Nilai mengenai benar salah, halal haram, sah batal, baik buruk dan kebiasaan2 yang dianut suatu golongan masyarakat.

Etika juga ilmu yang mempelajari tentang segala soal kebaikan dalam hidup manusia, mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.

Frans Magnis Suseno: etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi & daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup agar ia menjadi baik.

KULIAH 2 ETHIC: HUBUNGAN ETIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN

HUBUNGAN ETIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Apabila hendak berbicara tentang etika, maka harus dimulai dari bagaimana sebenarnya perkembangan pikiran manusia. Etika merupakan ilmu yang menyelidiki segala perbuatan manusia, kemudian menetapkan hukum baik atau buruk. Etika mempersoalkan norma-norma yang dianggap berlaku. Etika juga mengantar individu kepada kemampuan untuk bertindak sesuai dengan apa yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sifat dasar etika adalah kritis, yaitu membuat individu dapat mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma. Etika dapat menjadi alat pemikiran rasional dan bertanggungjawab bagi masyarakat. Artinya, masing-masing bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri.

Etika tidak membahas kebiasaan masyarakat yang didasarkan pada adat istiadat yang terikat pada pengertian baik dan buruk tingkah laku manusia, karena adat istiadat terikat pada kondisi daerah, tempat dan geografis kedaerahan.
1. Hubungan Etika dengan Ilmu Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat yang meliputi struktur, stratifikasi, serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan.

Sosiologi digunakan untuk memahami etika???
Persamaan etika dan ilmu sosiologi adalah mempelajari dan mengupas masalah prilaku, perbuatan manusia, yang timbul dari kehendak yang disengaja.

Ilmu sosiologi mempersoalkan tentang kehidupan bermasyarakat. Etika melihat dari sisi tingkah laku manusia.

Hubungan kedua ilmu ini sangat erat, karena mempelajari perbuatan manusia yang timbul dari kehendak yang disengaja. Perbuatan manusia menjadi pokok persoalan etika, mendorong untuk mempelajari kehidupan bermasyarakat yang menjadi pokok persoalan sosiologi

Ilmu sosiologi merupakan bagian dari ilmu social, yaitu ilmu yang berhubungan dengan masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Hubungan etika dengan ilmu sosial bersifat kemasyarakatan, bukan saja karena etika berkaitan dengan kehidupan social, tetapi juga karena etika merupakan hasil dari kehidupan bermasyarakat.

Etika yang tumbuh dari proses kemasyarakatan menentukan batasan dari prilaku dalam kehidupan masyarakat. individu dilahirkan dalam suatu masyarakat disosialisasikan untuk menerima aturan-aturan sebagai standar tingkah laku yang benar dan yang salah.

2. Hubungan Etika dengan Ilmu Hukum
Hukum berkaitan dengan keadilan, yaitu menempatkan sesuatu secara proporsional.
Pokok pembicaraan etika dengan ilmu hukum adalah mengenai perbuatan manusia. Tujuan keduanya adalah mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiaan manusia.

Etika memerintahkan berbuat apa yang berguna dan melarang berbuat hal-hal yang buruk dan merugikan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Sedangkan banyak perbuatan yang biasa dilakukan manusia, tidak diatur dalam ilmu hukum.

Ilmu hukum bukan suatu perintah dan bukan suatu larangan. Ilmu hukum hanya dapat menjatuhi hukuman kepada orang yang menyalahi perintah yang telah diatur dalam peraturan dan undang-undang.

3. Hubungan Etika dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dengan menggunakan pikiran.
Bidang kajian filsafat meliputi berbagai disiplin ilmu, yaitu:
metafisika: penyelidikan di balik alam yang nyata
kosmologi: penyelidikan tentang alam
logika: pembahasan tentang cara berpikir cepat
etika: pembahasan tentang tingkah laku manusia
teologika: pembahasan tentang ketuhananantropologi: pembahasan tentang manusia

Sebagai salah satu komponen dari filsafat, etika menitikberatkan pada pembahasan tentang manusia, sebagai makhluk yang berpikir. Oleh karena itu manusia mampu melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sifat-sifat demikian tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Lewat kemampuan berpikirnya itu, manusia tidak hanya menjalani kehidupannya, tetapi juga menaruh perhatian pada berbagai cara untuk memperoleh makna hidup.

Manusia adalah makhluk budaya yang kesempurnaannya baru akan terwujud jika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma dalam prilaku manusia. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu harus dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai cabang filsafat, etika menjadi refleksi tingkah laku manusia. Dengan demikian etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuatu dengan tingkah laku bagus saja. Manusia harus bertindak berdasarkan pertimbangan akal sehat, apakah bertentangan atau membangun tingkah laku baik.

4. Hubungan Etika dengan Ilmu Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai suatu kesatuan jasmani dan rohani. Psikologi juga mempelajari segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia, mengapa manusia berbuat sesuatu hal, apa yang mendorong melakukan suatu hal tertentu, bagaimana tingkah laku manusia.

Ilmu psikologi membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu psikologi dapat diketahui sifat-sifat psikologis yang dimiliki seseorang.

Ilmu psikologi merupakan pendahuluan bagi etika. Etika melihat dari segi apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, psikologi meneropong dari segi apakah yang menyebabkan terjadinya perbuatan tersebut.
Psikologi juga dapat membimbing prilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

BIDANG – BIDANG ETIKA
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif menjelaskan kesadaran manusia melalui pengalaman. Secara deskriptif, pengalaman manusia dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa ada berbagai fenomena tingkah laku yang dapat digambarkan / diuraikan secara ilmiah.

Etika deskriptif melukiskan tingkah laku manusia dalam arti luas, misalnya adapt kebiasaan, anggapan-anggapan baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari tingkah laku manusia yang terdapat pada individu-individu tertentu.

Menurut George Moore, Etika deskriptif merupakan etika yang menelaah secara kritis & rasional tentang sikap & prilaku manusia, serta apa yang dikerjakan oleh setiap orang dalam hidupnya, sebagai sesuatu yang bernilai.

2. Etika Normatif / Etika Filsafat
Etika normative merupakan aturan yang mengarahkan secara nyata bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku. Etika normative menetapkan berbagai sikap & prilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia, serta hal-hal buruk apa yang harus dihindari.

1.4.09

TEORI KETERGANTUNGAN MEDIA

Teori Ketergantungan Media (bahasa Inggris: Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu [1]. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.
Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar.
Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.
Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh, bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang Kompas.
Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.

TEORI KOMUNIKASI KLASIK: TEORI INFORMASI

Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori komunikasi semakin hari berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi klasik.Pendekatan dalam memahami komunikasi pun tidak hanya mengacu pada teori semata, tetapi juga memperhitungkan mazhab dan model apa yang dipakai. Mazhab yang dipakai antara lain mazhab proses dan semiotika. Namun, dalam paper ini saya tidak membahas teori kontemporer yang dianggap ‘pahlwan revolusioner’, tetapi saya mengajak anda untuk mengkaji lebih detail tentang salah satu teori komunikasi klasik yang dicetuskan oleh Shannon dan Weaver, yaitu teori matematis atau teori informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.

Teori Informasi atau Matematis
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.

Penjelasan Teori Informasi Secara Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi
Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.
Sinyal Sinyal yang diterima(Model Komunikasi Shannon dan Weaver)
Jika dianalogikan dengan pesawat telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.

Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information). Sebagai contoh ada pada penderita penyakit Aids. Pengidap Aids atau yang lebih sering disebut OHIDA tidak dapat dipastikan usianya atau kapan ia akan dijemput maut. Ada yang sampai delapan tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai dua puluh tahun, masih bisa menjalani hidup sebagaimana orang yang sehat. Hal ini dikarenakan ajal atau kematian adalah sebuah sistem organisasi yang kemungkinannya sangat tidak dapat dipastikan.Dengan kata lain, semakin besar entropi, semakin kecil kemungkinan-kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.

Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.Fungsi redundansi apabila dikaitkan dengan masalah teknis, ia dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan sifat pesan, atau dengan khalayak.Kekurangan-kekurangan dari saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya. Contoh lain, apabila kita ingin mengiklankan produk kita kepada masyarakat konsumen baik melalui media cetak (koran, majalah, atau tabloid) ataupun elektronik (radio dan televisi), maka redundansi berperan pada penciptaan pesan (iklan) yang dapat menarik perhatian, sangat simpel, sederhana, berulang-ulang dan mudah untuk diprediksikan (predictable).Selain masalah gangguan, redundansi juga membantu mengatasi masalah dalam pentransmisian pesan entropik dalam proses komunikasi. Pesan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan, lebih baik disampaikan lebih dari satu kali, dengan berbagai cara yang sekreatif mungkin.Fungsi kreatif redundansi ini juga bila dikaitkan dengan khalayak, akan sangat membantu sekali pada masalah jumlah dan gangguan pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan tertuju pada khalayak yang besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus memiliki tingkat redundansi yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya, jika khalayak berada pada jumlah yang kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan yang akan disampaikan akan lebih entropik.Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.Selain masalah di atas, konsep redundansi juga bisa diperluas hubungannya dengan konvensi dan hubungan realitas sosial masyarakat.
Redundansi dan KonvensiKonvensi adalah menyusun suatu pesan dengan pola-pola yang sama. Pengertian sederhananya dapat dipahami sebagai bentuk baku yang telah umum diterima sebagai pedoman. Sebagai contoh, dalam karya sastra lama ada yang disebut dengan pantun. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama (klasik) yang memiliki karakteristik tersendiri. Cirinya antara lain berpola AB AB, artinya bunyi huruf terakhir dari dua baris terakhir pasti sama dengan bunyi dua huruf terakhir dua baris pertama. Contoh:
Jalan-jalan ke sawah LuntoKeliling jalan Batu SangkarTegaklah tikus berpidatoKucing mendengar habis bertengkar
Pada contoh pantun di atas, kita setidaknya dapat meramalkan bahwa baris ketiga dan keempat pasti memiliki bunyi yang sama dengan baris pertama dan kedua, walaupun kita belum mengetahui isi dan maknanya. Hal ini dikarenakan pantun menekankan pengulangan dan pola-pola yang bisa diramalkan. Sehingga ini bisa meningkatkan redundansi dan menurunkan entropi.Ketika berbicara masalah entropi dan redundansi pada masalah karya seni , kita mengetahui bahwa karya seni bukan merupakan hal yang statis dan kaku. Ia akan terus berubah dan bersifat dinamis seiring perkembangan nilai dan corak hidup masyarakat. Karya seni ada kalanya akan bersifat ‘nakal’ atau ‘nyeleneh’ dan melanggar konvensi-konvensi yang ada, sehingga menjadi entropik bagi khalayak yang ada di dekatnya. Namun, ia juga akan berusaha mengikis imej itu secara perlahan dengan membangun sendiri konvensi-konvensi baru yang awalnya hanya ada pada khalayak yang jumlahnya terbatas. Maka dengan sendirinya karya seni tadi akan diterima dan dipelajari secara luas, sehingga dapat meningkatkan redundansinya. Sebagai contoh, seni lukis tubuh (body paint) yang dahulu dianggap tabu sekarang dianggap sebagai hal yang biasa dan mempunyai nilai seni.
Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini banyak menuai kritik . Salah satunya adalah ia tidak mnjelaskan konsep umpan balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah.Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika konsep umpan balik ia masukkan. Selain itu umpan balik juga justru bisa memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika seseorang menelpon dan yang ditelepon tidak melakukan reaksi apapun, atau mungkin sinyal di udara lemah, maka reaksi diam penerima sebenarnya adalah umpan balik bagi sumber atau penelpon.Selain konsep umpan balik yang tidak diusung dalam teori informasi, sebenarnya, Shannon dan weaver juga tidak mengkaji detil tentang peranan medium (media) dalam teorinya. Ia hanya terfokus pada fungsi saluran atau transmitter. Padahal konsep medium tidak dapat dipisahkan dari konsep transmisi yang ia usung sebelumnya.Secara garis besar, jika dibandingkan dengan teori kontemporer, misalnya, interaksionisme simbolik, model teori Shannon dan Weaver ini terlalu sederhana. Padahal komunikasi terdiri dari banyak aspek seperti yang dikatakan Schramm sebagai area studi Multidisipliner. Ia akan selalu berkaitan dengan ilmu sosial, psikologi, kejiwaan, teknologi, bahkan perang. []

29.3.09

RUU PORNOGRAFI & ETIKA

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/17/01443310/ruu.pornografi.ganggu.etika.dan.estetika

RUU Pornografi Ganggu Etika dan Estetika

Jumat, 17 Oktober 2008 01:44 WIB
SEMARANG, JUMAT--Rancangan Undang Undang (RUU) Pornografi yang saat ini tengah bergulir dirasa bisa menganggu etika dan estetika seni, termasuk kesenian daerah di Indonesia yang beragam. "Karena itu rencana pemerintah untuk mengesahkan RUU Pornografi harus benar-benar jelas mengenai batas-batasnya. Sehingga setelah disahkan jangan sampai UU tersebut mengekang berkesenian masyarakat negeri ini," kata Widodo, M.Sn., dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Semarang, Kamis.
Ia menambahkan, RUU Pornografi secara umum memang sangat bagus, yaitu usaha pemerintah guna membina moral bangsa Indonesia menuju kepada moral yang baik.
Namun, pada dasarnya masalah moral itu bukan diatur oleh negara, tapi moral itu kesadaran dari pribadi masing-masing, selain itu RUU ini bisa memecah kesatuan bangsa Indonesia, katanya. "Bangsa kita ini bangsa yg majemuk, bukan terdiri dari satu golongan saja. Jika dalam RUU tersebut terdapat butir-butir yang mengancam kesatuan bangsa ini, maka hendaknya perlu dikaji ulang," katanya.
Ia mengingatkan, bangsa Indonesia saat ini sangat rentan terhadap perpecahan. Begitu banyaknya perbedaan dan keberagaman yang merupakan salah satu kekayaan bangsa ini, semakin lama akan menjadi bumerang jika tidak ditangani dengan seksama, dan bijaksana.
Menghargai perbedaan merupakan salah satu cara yang cukup mudah untuk menghindari perpecahan yang akan terjadi. Caranya, dengan tidak menghakimi kaidah estetik orang lain dengan kaidah estetik diri sendiri, katanya.
Menurut Widodo, seharusnya bangsa Indonesia bersatu untuk mengatasi masalah krisis yang semakin terpuruk.
Masalah RUU Pornografi merupakan kepentingan beberapa pihak yang ingin memecah-belah persatuan yang sudah lama dijunjung tinggi oleh bangsa ini, katanya.
Kelompok-kelompok di belakang rencana pengesahan RUU Pornografi terlalu sektarian dan hanya melihat masalah dari sudut pandang sempit. Mereka hanya mempertimbangkan aspirasi kepentingan golongan umat beragama tanpa melihat kepentingan lain, katanya.
Jadi, RUU Pornografi perlu dikaji lebih lanjut, jangan sampai keberadaannya malah membuat konflik dan pada akhirnya timbul perpecahan.